Secara umum diketahui bahwa logam berat merupakan elemen yang berbahaya di permukaan bumi. Proses alam seperti perubahan siklus alamiah mengakibatkan batuan-batuan dan gunung berapi memberikan kontribusi yang sangat besar ke lingkungan. Disamping itu pula masuknya logam berat ke lingkungan berasal dari sumber-sumber lainnya yang meliputi; pertambangan minyak, emas, batubara, pembangkit tenaga listrik, pestisida, keramik, peleburan logam, pabrik-pabrik pupuk dan kegiatan-kegiatan industri lainnya. Di beberapa negara Asia, kontaminasi logam berat telah tersebar secara meluas seperti yang dilaporkan oleh team survey dari Asia Arsenic Network (AAN). Kontaminasi ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya usaha eksplotasi berbagai sumber alam di mana logam berat terkandung di dalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terpisah dari benda-benda yang bersifat logam. Benda ini kita gunakan sebagai alat perlengkapan rumah tangga seperti sendok, garpu, pisau, dan lain-lain (logam biasa), sampai pada tingkat perhiasan mewah yang tidak dapat dimiliki oleh semua orang seperti emas, perak dan lain-lain (logam mulia).
Berbasis pada wawasan kita terhadap resiko polusi lingkungan oleh ion logam berat, hal ini menyebabkan kita mau tidak mau harus memperbaiki kembali perhatian kita terhadap sistem pengolahan limbah logam-logam berat tersebut. Salah satunya adalah proses pengolahan dengan menggunakan mikroorganisme dengan tujuan mengurangi tingkat keracunan elemen polusi terhadap lingkungan, pendekatan ini dapat mengacu pada proses bioremediasi. Saat ini, pengolahan secara biologis untuk mengurangi ion logam berat dari air tercemar muncul sebagai teknologi alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan dibandingkan dengan proses kimia, seperti menambahkan zat kimia tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), dan beberapa methode lainnya seperti penyerapan dengan menggunakan karbon aktif, electrodialysis dan reverse osmosis. Saat ini banyak hasil studi laboratorium dilaporkan secara detail pada berbagai tulisan ilmiah khususnya berkaitan dengan evaluasi proses berbasis bioteknologi dalam cakupan tujuan bioremoval logam berat. Bioremoval didefinisikan sebagai terakumulasi dan terkonsentrasinya zat polusi (pollutant) dari suatu cairan oleh material biologi, selanjutnya melalui proses rekoveri material ini dapat dibuang dan ramah terhadap lingkungan. Berbagai jenis mikroba biomassa dapat digunakan untuk tujuan ini. Proses bioremoval berpotensi tinggi dalam kontribusinya untuk mengurangi kadar logam berat pada level konsentrasi yang sangat rendah. Bioremoval lebih efektif dibanding dengan ion exchange dan reverse osmosis dalam kaitannya dengan sensitifitas kehadiran padatan terlarut (suspended solid), zat organik dan logam berat lainnya, serta lebih baik dari proses pengendapan (presipitation) bila dikaitkan dengan kemampuan menstimulasikan perubahan pH dan konsentrasi logam beratnya. Beranjak dari bahasan di atas, terlihat sangat diperlukan suatu kajian teknologi alternatif dalam menangani permasalahan kontaminasi logam berat di lingkungan. Dalam review singkat ini penulis akan membahas bioremoval ion logam berat dengan menggunakan mikroorganisme, sebagai salah satu alternatif proses yang dapat dikembangkan.
Tanah sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut banyak digunakan dalam berbagai keperluan, oleh karena itu di produksi secara rutin dalam skala industri. Industri-industri logam bertat tersebut seharusnya mendapat pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi pekerja-pekerjanya maupun lingkungan sekitarnya. Penggunaan logam-logam berat tersebut dalam berbagai keperluan sehari-hari telah secara langsung maupun tidak langsung, atau sengaja maupun tidak sengaja, telah mencemari lingkungan. Beberapa logam tersebut ternyata telah mencemari lingkungan melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan lingkungan. Logam-logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), Timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), khrormium (Cr), dan Nikel (Ni).Logam-logam tersebut di ketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Dalam bab ini akan dibaha mengenai dua macam logam berat yang paling sering mengkontaminasi air yaitu merkuri dan timbal.
Istilah logam biasanya di berikan kepada semua unsur-unsur kimia dengan ketentuan atau kaidah-kaidah tertentu. Unsur ini dalam kondisi suhu kamar, tidak selalu berbentuk padat melainkan ada yang berbentuk cair.
Hampir 79% dari unsur-unsur yang terdapat dalam tabel periodik unsur merupakan unsur logam. Unsur logam tersebut, ditemukan hampir pada setiap golongan kecuali pada golongan VII–A dan golongan VIII–A dari Tabel Periodek Unsur. Unsur-unsur logam tersebut dikelompokan pula atas golongan-golongan sesuai dengan karakteristiknya Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Golongan logam alkali
b. Galongan logam alkali tanah
c. Galongan logam transisi
d. Golongan logam mulia
e. Golongan logam mulia
f. Golongan logam tanah jarang
g. Golongan logam lantanida dan aktinida.
Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam brat ini berkaitan dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh adalah logam air raksa (Hg), timah hitam (Pb).
Untuk logam ditemukan secara luas di seluruh permukaan bumi. Mulai dari tanah dan batuan, badan air, bahkan pada lapisan atmosfir yang menyelimuti bumi. Umumnya logam-logam di alam di temukan dalam untuk persenyawaan dengan unsur lain, dan sangat jarang yang ditemukan dalam bentuk elemen tunggal.
A. Mekanisme Toksisitas Logam Berat
Metabolisme atau proses fisiologi tubuh dikenal juga dengan transformasi biologis (bio-transformasi). Metabolisme merupakan suatu proses atau peristiwa kinerja yang terjadi dalam tubuh organisme hidup. Proses tersebut berkenaan dengan fisiologis tubuh organisme untuk dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Dalam peristiwa ini semua bahan-bahan yang masuk kedalam tubuh akan diolah untuk dapat dimanfaatkan tubuh.
Metabolisme atau transformasi biologis (bio-transformasi) dari bahan-bahan beracun merupakan faktor penentu utama terhadap daya racun dari zat terkait. Melalui proses bio-transformasi ini, bahan-bahan beracun yang masuk kedalam tubuh akan mengalami peningkatan daya racunnya atau akan mengalami penurunan dari daya racun yang dimilikinya.
Proses bio-tarnsformasi ini dapat dikelompokkan (diklasifikasikan) kedalam 3 bentuk proses bio-transformasi, yaitu :
1. Transformasi yang bersifat destruktif (oksidasi, reduksi, dan hidrolisis)
2. Transformasi yang bersifat sintesis (konjugasi)
3. Transformasi yang bersifat induksi enzim
Ochiai (1977), seorang ahli kimia telah mengelompokkan mekanisme keracunan oleh logam kedalam 3 kategori yaitu :
1. Memblokir atau menghalangi kerja gugus fungsi biomolekul yang esensial atau proses-proses biologi, seperti protein dan enzim.
2. Menggantikan ion-ion logam esensial yang terdapat dalam molekul terkait.
3. Mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk dari gugus-gugus aktif yang dimiliki oleh biomolekul.
- Toksisitas logam berat dan standar kesehatannya.
Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar dunia saat ini. Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama karena akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam, serta meningkatnya sejumlah logam berat yang menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara dan air meningkat. Proses industri dan urbanisasi memegang peranan penting terhadap peningkatan kontaminasi tersebut. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang dikonsumsikan mengandung logam berat. Berikut ini penjelasan singkat menganai logam berat dan standar kesehatannya.
1. Merkuri (Hg) atau Air Raksa
Merkuri merupakan elemen alami, oleh karena itu sering mencemari lingkungan. Kebanyakan merkuri yang ditemukan di alam terdapat dalam bentuk gabungan dengan elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air dan organisme hidup melalui prose-prose fisik, kimia, biologi yang kompleks.
Merkuri dan komponen-komponen merkuri banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Sifat-sifat kimia dan fisik merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan ilmiah dan industri. Beberapa sifat tersebut dalah sebagai berikut :
a. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (250C) dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam yaitu -390C.
b. Kisaran suhu di mana merkuri terdapat dalam bentuk cair sanagt lebar, yaitu 3960C, dan pada kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata.
c. Merkuri mempunyai mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
d. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan kondoktur yang terbaik dari semua logam.
e. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang disebut amalgam (alloy).
f. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun redapat semua makhuk hidup.
Merkuri dilepaskan sebagai uap, yang kemudian mengalami kondensasi, sedangkan gas-gas lainnya mungkin terlepas diatmosfer atau dikumpulkan. Merkuri di alam terdapat dalam berbagai bentuk sebagai berikut:
a. Merkuri anorganik, termasuk logam merkuri (HG++)dan garam-garamynya seperti merkuri khlorida (HgCl2)dan merkuri okside HgO).
b. Komponen merkuri organik organomerkuri, terdiri dari :
· Aril merkuri, mengandung hidrokarbon aromatik seperti fenilmerkuri asetat.
· Alkil merkuri, mengandung hidrokarbon alifatik dan merupakan merkuri yang paling beracun, misalnya metil merkuri, etil merkuri.
· Alkoksialkil merkuri (R-O-Hg).
Keracunan merkuri pertama sekali dilaporkan terjadi di Minamata, Japan pada tahun 1953. [11] Kontaminasi serius juga pernah diukur di sungai Surabaya, Indonesia tahun 1996. [15] Sebagai hasil dari kuatnya interaksi antara merkuri dan komponen tanah lainnya, penggantian bentuk merkuri dari satu bentuk ke bentuk lainnya selain gas biasanya sangat lambat. Proses methylisasi merkuri biasanya terjadi di alam di bawah kondisi terbatas, membentuk satu dari sekian banyak elemen berbahaya, karena dalam bentuk ini merkuri sangat mudah terakumulasi pada rantai makanan. Karena berbahaya, penggunaan fungisida alkylmerkuri dalam pembenihan tidak diizinkan di banyak negara.
Ø Kegunaan merkuri
Merkuri digunakan dalam berbagai bentuk dan untuk berbagai keperluan, misalnya industri khlor-alkali, alat-alat listrik, cat, instrumen, sebagai katalis, kedokteran gigi, pertanian, alat-alat laboratorium, abat-obatan, indusrti kertas, amalgam, dan sebagainya.
Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri khlor-alkali, dimana diproduksi khlorin (Cl2) dan soda kaustil (NaOH) dengan cara elektrolisi larutan garam NaCl. Kedua bahan kimia tersebut sangat banyak kegunaanya, oleh karena itu diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel elektrolisis. Merkuri dalam bentuk film bergerak membentuk amalgam dengan natrium yang dilepaskan dari larutan garam pada katode selama elektrolisis. Amalgam kemudian dipisahkan dari sel elektrolis dan bereaksi dengan air membentuk larutan
NaOH, dan merkuri yang dilepaskan dapat di gunakan kembali untuk produksi berikutnya. Kegunaan merkuri dalam proses ini adalah didasarkan pada sifatnya yang berbentuk cair, konduktivitas listriknya, dan kemampuannya untuk membentuk amalgam dengan logam natrium.
Kegunaan kedua yang terbesar dari merkuri adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk keperluan. Sebagai contoh misalnya lampu uap merkuri yang banyak di gunakan untuk penerangan jala-jalan dan pabrik karena mempunyai biaya instlasi dan operasi yang rendah dari pada lampu pijar, dan dapat dioperasikan pada voltase tinggi. Penggunaan lainnya misalnya dalam baterai merkuri yang mempunyai umur relatif panjang dan dapat digunakan pada kondesi suhu dan kelembaban yang tingi.
Penggunaan merkuri dan komponen-komponennya sebagai fungisida merupakan kegunaan ketiga terbesar dari merkuri. Dalam hal ini merkuri digunagan untuk membunuh jamur di dalam cat, pulp, kertas dan industri-industri pertanian.
Ø Pencemaran Merkuri Di Dalam Air dan Lingkungan
Penggunaan merkuri di dalam industri-industri sering menyebabkan pencemaran lingkungan, baik melalui air buangan maupun melalui sistem ventalasi udara. Merkuri yang terbuang disungai, pantai atau badan air di sekitat industri-industri tersebut kemudian dapat mengontaminasi ikan-ikan dan makhluk air lainnya termasuk ganggang dan tanaman air. Selanjutnya ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya mungkin akan dimakan oleh ikan-ikan atau hewan air lainnyayang lebih besar atau masuk kedalam tubuh melalui insang. Kerang juga dapat mengumpulkan merkuri kedalam rumahnya. Ikan-ikan dan hewan tersebut kemudian dikonsumsi oleh manusia sehingga manusia dapat mengumpulkan merkuri di dalam tubuhnya.
Penggunaan merkuri di bidang pertanian sebagai pelapis benih dapat mencemari tanah-tanah pertanian yang berakibat pencemaran terhadap hasil-hasil pertanian, terutama sayur-sayuran. FDA menetapkan batasan kandungan merkuri maksimum adalah 0.005 ppm untuk air 0,5 ppm untuk makanan, sedangkan WHO menetapkan batasan maksimum yang lebih rendah yaitu 0.0001 ppm untuk air.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semua ikan yang tidak terkontaminasi langsung dengan merkuri selama pertumbuhan masih mengandung merkuri didalam tubuhnya pada konsentrasi yang rendah, yaitu 0.005-0.075 ppm. penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa pengumpulan merkuri di dalam tubuh ikan bervariasi tergantung dari kondisi dan bagian organ tubuh. Suatu penelitian yang di lakukan dalam tahun 1969 terhadap ikan yang di tumbuhkan di dalam air yang mengandung merkuri dengan konsentrasi di bawah batas yang mematikan, di mana ikan ditempatkan di dalam air tersebut selama satu jam per hari dalam 10 hari, menunjukkan bahwa pengumpulan merkuri tertinggi terdapat di dalam darah, kemudian di dalam ginjal, hati, otak, dan yang terendah terdapat di dalam otot. Sisi ikan kemudian di biarkan di dalam air yang bebas merkuri, ternyata setelah 45 minggu, organ-organ tubuh ikan tersebut telah bebas dari merkuri kecuali ginjal dan hati yang masih mengandung merkuri.
Ø Keracunan merkuri
Keracunan yang disebabkan oleh merkuri ini, umumnya ber awal dari kebiasaan memekan makanan dari laut, terutama sekali ikan, udang, dan tiram yang telah terkontaminasi oleh merkuri. Awal peristiwa kontaminasi merkuri kedalam badan perairan teluk (lautan). Selanjutnya dengan adanya proses biomagnifikasiyang bekerja di lautan, konsentrasi merkuri yang masuk akan terus ditingkatkan di samping penambahan yang terus menerus dari buangan pabrik, merkuri yang masuk tersebut kemudian berasosiasi dengan sistem rantai makanan, sehingga masuk kedalam tubuh biota perairan dan ikut termakan oleh manusia bersama makanan yang diambil dari perairan yang tercemar oleh merkuri.di samping itu merkuri juga masuk bersama bahan makanan pokok seperti gan dum dan beras, yang telah di beri senyawa merkuri pada wak tu pembibitan dan peyemaian.
Meskipun kerja racun merkuri di dalam tubuh belum seluruhnya dapat dipahami, namun dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan telahmemberikan beberapa masukan yang sangat berguna. Beberapa hal penting yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh adalah sebagai berikut :
1) Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah yang cukup.
2) Senyawa-senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik yang berbeda pula dalam daya racun yang dimilikinya, penyebarannya, akumulasidan waktu retensinya di dalam tubuh.
3) Biotransformasitertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan atau dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri, disebabkan oleh perubahan bentuk atas senyawa-senyawa merkuri itu, dari satu tipe ketipe lainnya.
4) Pengaruh utama yang di timbulkan oleh merkuri dalam tubuh adalah menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel. Keadaan itu di sebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang (sulfur) yang terdapat dalam enzim dan atau dinding sel.
5) Kerusakan yang disebabkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya bersifat permanen. Sampai sekarang belum di ketahui cara efektif untuk memperbaiki kerusakan fungsi-fungsi itu.
Ø Perlakuan terhadap keracunan merkuri
Sampai saat sekarang ini belum dapat ditemukan antidot atau obat untuk keracunan kronis yang di sebabkan oleh logam merkuri. Sementara itu untuk keracunan akut yang disebabkan oleh garam-garam merkuri, biasanya diberikan suntikan BAL (British Anti Lewisite) yaitu suatu senyawa yang mengandung 2,3 merkapto ptopanol (H2SC-CSH-CH2OH).
Cara lain adalah dengan memberikan bahan pembentuk kompleks khelat, yaitu Ca-EDTA (kalsium etilendiamin tetra asetat). Senyawa lain yang dapat di berikan adalah NAP (N-asetil-d.I-penicilamin). Senyawa ini selain akan membentuk kompleks khelat dengan merkuri, juga akan meningkatkan pengeluaran merkuti dari dalam tubuh melalui urine.
Suatu laporan yang dibuat oleh U.S. Enviromenmental Protection Agency membuat beberapa rekomendasi untuk mencegah terjadinya polusi merkuri di lingkungan, sebagai berikut :
1) Pestisida alkil merkuri seharusnya tidak boleh di gunakan lagi.
2) Penggunaan pestisida yang mengandung komponen merkuri lainnya di batasi untuk daerah-daerah tertentu.
3) Semua industri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah industrinya dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkuri sampai batas normal.
2. Timbal (Pb).
Timbal merupakan logam berat yang sangat beracun, dapat dideteksi secara praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis. Sumber utama timbal adalah bersal dari komponen gugus alkyl timbal yang digunakan sebagai bahan additive bensin. Sumber utama timbal adalah makanan dan minuman. Komponen ini beracun terhadap seluruh aspek kehidupan. Timbal menunjukkan beracun pada sistem saraf, hemetologic, hemetotoxic dan mempengaruhi kerja ginjal. Konsumsi mingguan elemen ini yang direkomendasikan oleh WHO toleransinya bagi orang dewasa adalah 50 ¦Ìg/kg berat badan dan untuk bayi atau anak-anak 25 ¦Ìg/kg berat badan. Mobilitas timbal di tanah dan tumbuhan cendrung lambat dengan kadar normalnya pada tumbuhan berkisar 0.5-3 ppm.
Polusi timbal dapat terjadi di udara, air maupun tanah. Kandungan timbal dalam tanah rata-rata adalah 16ppm,tetapi pada daerah-daerah tertentu mungkin dapat mencapai beberapa ribu ppm. Kandungan timbal di dalam udara seharusnya rendah karena nilai tekanan uapnya rendah.
Timbal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut;
1) Timbal mempunyai titik cair rendeh sehingga jika digunakan dalam bentuk cair di butuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal.
2) Timbal merupakan logam yanglunak sehingga mudah di ubah menjadi berbagai bentuk.
3) Sifat kimia timbal menyebabkan timbal ini dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung jika kontak dengan udara lembab.
4) Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan alloy yang berbentuk mempunyai sifat berbeda dengan timbsl murni.
5) Densitas timbal lebih tinggi di bandingkan dengan logam lainnya kecuali emas dan merkuri.
Ø Kegunaan timbal
Penggunaan timbal terbesar adalah dalam produksi baterai, penyimpanan untuk mobil, di gunakan timbal metalik dan komponen-komponennya. Penggunaan lainnya dari timbal adalah untuk produk-produk logam seperti amunisi, pelapis karet, pipa dan solder, bahan kimia, pewarna, dan lain-lainnya. Beberapa produk logam di buat dari timbal murni yang diubah menjadi berbagai bentuk, sebagian besar terbuat dari alloy timbal. Solder mengandung 50-95% timbal, sedangkan sisanya adalah timah.
Penggunaan timbal yang bukan alloy terutama terbatas pada produk-produk yang harus tahan karat. Sebagai contoh, pipa timbal di gunakan untuk pipa-pipa yang akan mengalirkan bahan-bahan kimia korosif, lapisan timbal digunakan untuk melapisi tempat-tempat cucian yang sering mengalami kontak dengan bahan korosif, dan timbal juga di gunakan sebagai pelapis kabel listrik yang akan di gunakan di dalam tanah atau di bawah permukaan air. Timbal juga di gunakan sebagai pencampur dalam pembuatan pelapis keramik yang di sebut glaze.
Ø Pencemaran Pb didalam air dan makanan
Pb (timbal) dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Secara alamiah, Pb dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Di samping itu, proses korosifikasi dari bantuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk ke dalam badan air.
Pb yang masuk kedalam badan perairan sebagai dampak dari aktivitas kehidupan manusia ada bermacam bentuk. Di antaranya adalah air buanga (limbah) dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan buangan sisa industri baterai. Buangan-buangan tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan anak-anak sungai untuk kemudian akan di bawa terus menuju lautan. Umumnya jalur buangan dari bahan bahan sisa perindustrian yang menggunakan Pb akan merusak tata lingkungan perairan yang di masukinya menjadikan sungai dan aliranya tercemar.
Selain kontaminasi Pb pada minuman, juga ditemukan kontaminasi Pb pada makanan olahan atau makanan kaleng. Makanan yang telah di asamkan dapat melarutkan Pb dari wadah atau alat-alat pengolahannya. Beberapa studi terbatas juga telah menemukan Pb pada daun tumbuhan.
Ø Keracunan oleh logam Pb
Keracunan yang di timbulkan oleh persenyawanan logam Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut kedalam tubuh. Proses masuknya Pb kedalam tubuh dapat melalui beberapa jalur yaitu melalui makanan dan minuman, udara dan perembesan atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit.
Bentuk-bentuk kimia dari senyawa-senyawa Pb, merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkah laku Pb dalam tubuh manusia. Senyawa-senyawa Pb organik relatif lebih mudah diserap oleh tubuh melalui selaput lendir atau melalui lapisan kulit, bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa Pb anorganik. Nanum hal itu bukan berari semua senyawa Pb dapat diserap oleh tubuh, melainkan hanya sekitar 5-10% dari jumlah Pb yang masuk melalui makanan dan atau sebesar 30% dari jumlah Pb yang terhirup yang akan di serap oleh tubuh. Dari jumlah yang terserap itu, hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan tubuh dan sisanya akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme seperti urine dan feces.
Meskipun jumlah Pb yang di serap oleh tubuh hanya sedikit, logam ini ternyata menjadi sangat berbahaya. Hal ini di sebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh.
Ø Monitoring Pb Dalam Tubuh Manusia
Untuk dapat mengetahui seberapa besar kandunga Pb yang terserap dalam tubuh manusia dapat dilakukan dengan beberapa macam cara. Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kandungan logam Pb dalam tubuh, yaitu sebagai berikut:
a. Pengujian kadar koproporphirin dalam urine.
b. Pengujian kadar ALA dalam urine
c. Pengujian ALA (Amino Levulinic Acid) dan ALAD dalam darah.
Pengukuran terhadap penghambatan aktivitas enzim ALAD dan peningkatan konsentrasi protoporphirin sel darah merupakan parameter yang paling baik untuk mengetahui kandungan Pb dalam darah. Sedangkan pengukukuran yang paling sensitif adalah pengukuran yang dilakukan terhadap penurunan aktivitas enzim ALAD.
Kelemahan dari pengujian aktivitas enzim ALAD sejauh ini adalah tidak dapatnya pengujian di terapkan untuk tingkat konsentrasi Pb-D (konsentrasi Pb dalam darah) diatas 90-100µg/100 ml. pada konsentrasi tersebut, aktivitas dari enzim ALADakan terhambat total, sehingga monitor yang dilakukan terhadap enzim ALAD tidak lagi dapat di lakukan. Apabila keadaan itu terjadi, indikator biologi lain yang harus dilakukan dalah dengan pengujian kandungan ALA-U (ALA dalam urine).